Kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan
untuk memimpin segala sumber daya yang ada di suatu lembaga pendidikan
khususnya sekolah, sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk mencapai
tujuan bersama. Professional adalah pekerjaan (profesi) atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang
harus dimiliki dan memenuhi standar mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Kepemimpinan
adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mempangaruhi orang lain agar mau bekerja sama serta melakukan tindakan dan perbuatan
dalam mencapai tujuan bersama.
Blog ini berisi kumpulan tugas-tugas sekolah dan pengalaman hidup sehari-hari dengan berbagai bentuk :D
Senin, 18 April 2016
Pengembangan Profesional Bagi Pemimpin Pendidikan (Kepala Sekolah) - Resume
Senin, 11 April 2016
Nilai-Nilai dan Etika dalam Kepemimpinan Pendidikan - Resume
A.
Pengertian Nilai dan Etika
Nilai adalah sejumlah sifat-sifat
utama yang harus dimiliki setiap seorang agar yang dilakukan dapat berjalan
secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Etika adalah perilaku berstandar
normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal yang baik-baik. Etika adalah sistem nilai yang disepakati untuk memutuskan apa yang benar, atau apa
yang paling tepat, dalam suatu situasi tertentu; memutuskan apa yang konsisten
dengan sistem nilai yang ada dalam organisasi dan diri pribadi.
Senin, 04 April 2016
Konflik dalam Kepemimpinan Pendidikan - Resume
A.
Pengertian Konflik
Konflik
adalah suatu pertentangan dan ketidaksesuaian kepentingan, tujuan, dan
kebutuhan dalam situasi formal, sosial, dan psikologis, sehingga menjadi
antagonis, ambivalen (bercabang
dua yang saling bertentangan), dan emosional. Dengan
demikian unsur-unsur terdiri atas:
1. Adanya
pertentangan, ketidaksesuaian, perbedaan.
2. Adanya
pihak-pihak yang berkonflik.
3. Adanya
situasi dan proses.
4. Adanya
tujuan, interes/ kepentingan, kebutuhan.
Senin, 28 Maret 2016
Pembuatan Keputusan dalam Kepemimpinan Pendidikan - Resume
Pembuatan keputusan atau decision making adalah proses memilih
alternatif untuk memecahkan suatu masalah melalui beberapa tahapan. Pembuatan
keputusan bisa dilakukan sendiri oleh pemimpin atau melibatkan partisipasi
seluruh elemen dengan tetap menjaga komunikasi. Membuat keputusan dan mengambil tanggung
jawab terhadap hasil adalah salah satu tugas seorang pemimpin. Dalam pelaksanaannya dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
1. Proses pengambilan keputusan, meliputi identifikasi
masalah, mendefinisikan masalah, memformulasikan dan mengembangkan alternatif,
implementasi keputusan, dan evaluasi.
2. Gaya pengambilan keputusan, meliputi gaya direktif
(toleransi rendah dan mencari rasionalitas), gaya analitik (toleransi tinggi
dan mencari rasionlaitas), gaya konseptual (toleransi tinggi dan intuitif), dan
gaya behaviorial (toleransi rendah dan intuitif).
B.
Model Pembuatan Keputusan
Ada beberapa model pembuatan keputusan,
yaitu:
1.
Model Klasik: Strategi Optimasi
Dalam pembuatan keputusan adalah berdasarkan rasional dan
menerapkan
strategi optimasi dengan mengusahakan alternatif terbaik untuk mengoptimalkan
pencapaian tujuan.
2.
Model Administratif: Strategi Pemuasan
Berusaha memberikan deskripsi yang akurat
tentang cara yang akan ditempuh pemimpindalam membuat keputusan sehingga model
ini terlihat sangat ketat.
3.
Model Inkrimental
Pembuatan keputusan dilakukan tanpa melihat
pada tujuan dan yang terpenting adalah dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapi.
Selain itu, juga ada model pengambilan keputusan yang lain, yaitu:
1.
Model perilaku, yang berdasarkan pola tingkah laku orang
dyang terlibat dalam organisasi.
2.
Model informasi, yang berdasarkan beberapa informasi yang
diperoleh.
3.
Model normatif, yang berdasarkan pengidentifikasian apa
yang dilakukan pemimpin hingga memberi pedoman tentang bagaimana pemimpin yang
baik membuat keputusan.
4.
Model participative,
yaitu mengikutsertakan bawahan dalam pembuatan keputusan.
C.
Langkah-langkah Pembuatan Keputusan
Langkah-langkah pembuatan keputusan secara sederhana
adalah sebagai berikut:
1. Spesifikasi masalah
2. Menganalisis masalah
3. Mengembangkan alternatif-alternatif pemecahan masalah
4. Memilih alternatif yang terbaik.
5. Implementasi alternatif yang dipilih.
6. Evaluasi terhadap implementasi atau alternatif yang telah dipilih.
D.
Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah
Sebelum mengambil
keputusan seharusnya kepala sekolah memahami masalah dan mengantisipasi
kemungkinan yang terjadi setelah penentapan keputusan. Beberapa tips pengambilan keputusan yang tepat antara lain menggunkan
mekanisme musyawarah, meminta masukan, dan menggunkan feeling.
E.
Kesimpulan
Pembuatan keputusan oleh
pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap kualitas organisasi di masa depan.
Oleh karena itu, membuat keputusan harus hati-hati dan memperhatikan beberapa
hal.
Senin, 21 Maret 2016
Stres dalam Kepemimpinan Pendidikan - Resume
A.
Pengertian dan Penyebab Stres
Stres adalah suatu kondisi
ketidakseimbangan atau ketidakstabilan mental, pikiran, dan emosional yang
dialami seseorang sebagai dampak tekanan internal maupun eksternal. Masalah
eksternal yg bisa menimbulkan stres, misalnya kondisi fisik, keluarga,
perkawinan, finansial, politis yang menekan, dan perubahan lingkungan. Situasi kerja
yang dapat menimbulkan stres, antara lain:
1.
Beban kerja
yang terlalu berat atau frustasi dan kecewa berat.
2.
Tekanan atau
desakan waktu dan wewenang
tidak sesuai tanggung jawab yang diberikan.
3.
Perbedaan nilai
atau persepsi anggota dan organisasi, lembaga atau perusahaan.
4.
Supervisi
berlebihan atau umpan
balik serta reward
dan punishment yang tidak memadai.
5.
Konflik
antarpribadi anggota dan perbedaan nilai atau persepsi anggota dan
organisasi.
B.
Reaksi dan Dampak Stres
Tanggapan manusia terhadap stres terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap
kecemasan (muka pucat, jantung berdebar, dan peluh dingin), tahap perlawanan (kecemasan hilang dan tubuh menyesuaikan terhadap kondisi stress), dan tahap keletihan (daya tahan tubuh menurun dan muncul berbagai
penyakit). Reaksi
terhadap stres dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
1. Kelompok rileks
yang tidak suka menghadapi masalah, menerima situasi yang ada dan bekerja di dalamnya, tidak senang
bersaing, dan rileks berkaitan dengan tekanan
waktu.
2. Kelompok agresif
dan kompetitif yang menetapkan standar-standar tinggi dan meletakkan dirinya di bawah
tekanan waktu yang konstan.
Dampak stres
bisa fisik, psikis, maupun perilaku. Stres dapat
berdampak positif atau membantu, dapat pula merusak prestasi kerja. Sebelum stres terjadi, prestasi kerja pegawai yang bersangkutan
biasa-biasa saja tidak nol. Setelah stres mencapai puncaknya
mengakibatkan prestasi menjadi nol dan berdampak negatif. Tetapi dengan tingkat stres yang menengah prestasi kerja
cenderung naik dan berdampak positif.
C.
Mengendalikan Stres
Untuk mengendalikan stres, yang paling pertama harus
dilakukan adalah meningkatkan keimanan pada tuhan sesuai agama masing-masing. Cara mengatasi stress dapat dilakukan
dengan dua pendekatan, yaitu:
1. Secara individu, misalnya meningkatkan keimanan, olahraga, terapi,
meditasi, relaksasi, dukungan keluarga dan teman, dan menghindari rutinitas
yang membosankan.
2. Secara organisasi, misalnya memperbaiki iklim organisasi, lingkungan fisik,
meningkatkan partisipasi anggota, dan menetapkan konsep manajemen berdasarkan
sasaran.
D.
Tips Kepala Sekolah dalam Manajemen Stres
Kepala sekolah
harus melatih diri dalam tiga hal untuk menghindari masalah
stres, yaitu:
1. Mengelola waktu.
2. Mengembangkan energi positif untuk menumbuhkan kreativitas diri, stabilitas emosi, dan
keajegan spiritual. Kepala sekolah harus tetap menjaga wibawa sesuai hak dan kewajiban.
3. Memecahkan masalah dengan bersikap empatik dan merasakan masalah yang sedang dihadapi oleh para tenaga
kependidikan di sekolah.
E.
Kesimpulan
Stres merupakan ketidakstabilan mental seseorang
karena faktor internal atau eksternal yang bisa berdampak positif atau negatif
terhadap fisik, psikis, dan perilaku. Stres harus dikendalikan, terutama dengan
meningkatkan keimanan kepada tuhan sesuai agama masing-masing serta pendekatan
individual dan organisasional.
Senin, 14 Maret 2016
Budaya Dan Iklim Organisasi dalam Kepemimpinan Pendidikan - Resume
A.
Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi
mengacu pada norma perilaku,
nilai, keyakinan, asumsi, dan
mitos yang mempengaruhi cara bertindak individu dalam organisasi. Selain itu juga meliputi keteladanan, tanggung jawab,
kebersamaan, otonomi individu, dukungan, identitas, hadiah performansi,
toleransi konflik, toleransi resiko, dan upacara simbolik. Fungsi budaya
organisasi adalah agar organisasi bisa beradaptasi dan tak
mudah terpengaruh lingkungan luar, integrasi
berbagai sumber daya organisasi, memunculkan komitmen terhadap misi
organisasi dan pembentukan komitmen kelompok, membedakan
antar organisasi (identitas organisasi), mempertinggi stabilitas organisasi, serta perekat
sosial yang menyatukan organisasi.
Karakteristik
budaya organisasi di sekolah, yaitu:
1. Adanya keteraturan cara bertindak dari seluruh anggota sekolah yang dapat
diamati.
2. Adanya
norma yang berisi tentang standar perilaku
dari anggota sekolah.
3. Adanya
nilai-nilai inti yang dianut bersama.
4. Adanya
kebijakan mengenai keyakinan organisasi dalam memperlakukan
anggota sekolah.
5. Adanya
pedoman yang ketat, dikaitkan dengan kemajuan organisasi.
6. Organization climate yang merupakan
perasaan keseluruhan.
B.
Klasifikasi Budaya Organisasi
Budaya dibagi menjadi
tiga tingkat, yaitu artifak dan kreasi (pola perilaku
yang dapat dilihat atau
didengar), nilai yang
dapat diuji dalam lingkungan fisik dengan
tingkat lebih tinggi mengenai kesadaran, serta asumsi dasar mengenai hubungan manusia dengan lingkungan dan manusia dengan manusia,
atau hakekat sifat dasar manusia. Budaya organisasi dapat diklasifikasikan menjadi:
1. Budaya birokratik (bawahan melakukan segala sesuatu berdasarkan
standar/prosedur legal).
2. Budaya clan (bawahan berperasaan
kuat untuk mengidentifikasi diri dan saling tergantung).
3. Budaya entrepreneurial (tingkat
pengambilan resiko tinggi, dinamis, dan kreatif).
4. Budaya pasar (karyawan mencapai sasaran dan organisasi memberi ganjaran
setimpal).
C.
Pengertian Iklim Organisasi
Iklim
organisasi mengacu pada persepsi orang-orang dalam organisasi yang
merefleksikan norma, asumsi, dan keyakinan. konsep iklim adalah sebagai berikut:
1. Iklim terbuka, yaitu adanya karakteristik yang efektif.
2. Iklim sehat, yaitu adanya dinamika kepercayaan dan keterbukaan hubungan
antar anggota.
3. Iklim sosial, rangkaian orientasi pengawasan murid dari penjagaan sampai perikemanusiaan.
Iklim organisasi sekolah adalah suasana lingkungan sekolah (fisik dan sosial pekerjaan) yang dapat dirasakan oleh orang-orang yang terlibat di dalam proses pembelajaran langsung
atau tidak langsung yang tercipta akibat
kondisi kultural organisasi sekolah tersebut.
D.
Tipe-tipe Iklim Organisasi
1.
Iklim terkendali (usaha tidak efektif pimpinan untuk mengontrol dan ada
kinerja profesional dari para guru).
2.
Iklim lepas (adanya perilaku pimpinan besifat terbuka, peduli, dan
mendukung).
3.
Iklim tertutup (pimpinan kaku, tidak peduli, tidak simpatik, dan dukungan
rendah)
4.
Iklim terbuka (kerjasama dan respect diantara
guru dan pimpinan).
E.
Kesimpulan
Perilaku kepemimpinan mempengaruhi budaya
organisasi dan budaya iklim mempengaruhi iklim organisasi. Budaya organisasi yang kuat diikuti makin terbukanya iklim organisasi yang terbuka,
dan pada saatnya akan meningkatkan keefektifan organisasi.
Senin, 07 Maret 2016
Kepemimpinan Kharismatik dan Visioner - Resume
A.
Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan kharismatik merupakan kepemimpinan yang memiliki daya tarik
yang kuat terhadap pengikutnya. Pengikut tersebut mengikuti begitu saja kemauan
pemimpin dan menerima pemimpin tanpa bisa menjelaskan alasannya.
Kharismatik merupakan karunia kekuatan yang luar biasa yang bisa bersumber
dari kepribadian, keahlian, atau kemampuan komunikasi dan akan tetap
berlangsung selama kekuatan tersebut masih ada dan diakui oleh pengikutnya.
Kepemimpinan ini tidak bisa dilihat hanya karena fisik, usia, maupun harta yang
dimiliki. Perilaku kepemimpinan kharismatik adalah:
1. Menciptakan
kesan di antara para pengikut bahwa pemimpin tersebut kompeten.
2. Menekankan
pada tujuan-tujuan ideologis yang menghubungkan misi kelompok kepada
nilai-nilai, cita-cita, serta aspirasi-aspirasi.
3. Menetapkan
contoh dalam perilaku mereka sendiri agar diikuti oleh para pengikutnya.
4. Mengkomunikasikan
harapan-harapan yang tinggi tentang kinerja dan mengekspresikan rasa percaya
diri kepada para pengikutnya.
5. Menimbulkan
motivasi yang relevan.
B.
Fungsi Pemimpin
Kharismatik
Beberapa fungsi dari pemimpin yang karismatik
adalah sebagai berikut:
1. Menginspirasi
orang lain dan mendorong mereka untuk menjadi yang terbaik
2. Anggota
kelompok dapat melihat keberhasilan dalam hubungan dengan pimpinan mereka.
3. Perekat
yang memegang kelompok bersama-sama.
C.
Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam menciptakan,
merumuskan, mengkomunikasikan, mensosialisasikan, mentranformasikan dan mengimplementasikan
pemikiran-pemikiran ideal sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus
diraih melalui komitmen semua personil. Ciri-ciri ideal pemimpin visioner lebih ditekankan
pada adanya kemampuan intelegensi dan emosional yang digabungkan untuk
menggerakkan anggota organisasi agar tujuan organisasi tercapai.
D.
Fungsi Pemimpin Visioner
Fungsi pemimpin
visioner adalah:
1.
Penentu arah (direction setter)
menuju masa depan cita-cita organisasi.
2.
Agen perubahan (agent of change).
3.
Juru bicara (spokesperson).
4.
Pelatih (coach) bagi seluruh anggota untuk mencapai tujuan sesuai visi
organisasi.
E.
Kesimpulan
Pemimpin yang karismatik mempunyai daya tarik tersendiri sehingga dapat
membuat para bawahan untuk mengikutinya. Sedangkan kepemimpinan yang visioner
dapat mengemukakan ide pada masa krisis, ide fleksibel yang dapat mengikuti perkembangan jaman, dan merealisasikannya. Sehingga dengan perpaduan sifat ini organisasi dapat
berjalan dengan grafik yang menanjak.
Senin, 29 Februari 2016
Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional - Resume
A. Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan
transkasional adalah perilaku pemimpin yang memfokuskan perhatiannya pada
transaksi (tawar menawar) interpersonal antara pemimpin dengan anggota. Hal itu
melibatkan hubungan pertukaran antara pelayanan dengan berbagai bentuk upah
yang dikontrol oleh pemimpin pada bagian-bagina tertentu. Karakteristik
kepemimpinan transaksional adalah:
- Pemimpin menggunakan serangkaian imbalan
untuk memotivasi para anggota.
- Pemimpin hanya melakukan tindakan koreksi
apabila anggota gagal mencapai sasaran prestasi yang ditetapkan.
B. Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional,
seorang pemimpin adalah role model yang
memperhatikan anggotanya secara individu, memotivasi dan mengilhami nilai-nilai
yang tinggi serta mendorong anggota untuk memecahkan masalah secara inovatif
dan kreatif. Komponen
kepemimpinan transformasional yaitu:
- Kharisma, yaitu
pemimpin dapat memberi teladan/role model.
- Perhatian yang diindividualisasi, yaitu memperhatikan anggota secara individu.
-
Motivasi inspirasional, yaitu memotivasi yang diilhami
cita-cita/nilai-nilai yang tinggi.
- Stimulasi intelektual, yaitu menstimulasi dengan cara yang inovatif dan kreatif.
C. Perbedaan Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional
- Kepemimpinan
Transaksional, pemimpin menyadari hubungan antara usaha dan imbalan sehingga
mengandalkan bentuk-bentuk standar bujukan, hadiah, hukuman,
dan sanksi untuk mengontrol pengikut. Kepemimpinan
bergantung pada kekuatan pemimpin memperkuat bawahan untuk berhasil
menyelesaikan tawar-menawar.
- Kepemimpinan
Transformasional, pemimpin memotivasi, mengilhami,
dan memberikan pertimbangan individual, stimulasi intelektual,
dan pengaruh ideal untuk pengikut anggota
bertindak di luar kerangka dari apa yang digambarkan
sebagai hubungan pertukaran. Pemimpin
memiliki visi yang baik, retoris, dan
keterampilan mengembangkan ikatan emosional
yang kuat dengan pengikutnya
D. Implementasi Kepemimpinan Transformasional dan Transaksional dalm Pendidikan
- Kepala sekolah transaksional, menggunakan logika kerja kontraktor yang didasarkan
pada transaksi atau pertukaran sesuatu yang bernilai. Kepala
sekolah menjanjikan imbalan bagi guru dan staf yang mampu mencapai hasil
di luar dugaan bersama. Kepala sekolah
transaksional menjalankan manajemen dengan pengecualian, tidak
bersifat laissez-faire,
dan tidak mencerminkan tanggung jawab dirinya bersama guru dan staf.
- Kepala sekolah transformasional, membuat orang
bertindak melampaui kepentingan diri menuju usaha bersama demi tujuan bersama yaitu pencapaian
pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu juga memperhatikan
nilai kolektif umum sehingga guru dan staf fokus pada
organisasi sekolah serta relasi antara organisasi sekolah dan masyarakat.
E. Kesimpulan
Kepemimpinan
transaksional bukanlah lawan dari kepemimpinan transformasional, karena
kepemimpinan transformasional dapat dibangun melalui kepemimpinan
transaksional. Keberadaan kepemimpinan transformasional tidak menjadikan atau
memposisikan kepemimpinan transaksional menjadi kepemimpinan yang tradisional.
Senin, 22 Februari 2016
Kekuasaan dalam Kepemimpinan Pendidikan - Resume
A.
Pengertian Kekuasaan
Kekuasaan atau power merupakan potensi yang dimiliki
oleh pemimpin untuk mempengaruhi anggotanya. Pemimpin yang
tidak memiliki kekuasaan tidak akan dianggap pemimpin oleh anggotanya. Ada beberapa tipe kekuasaan, diantaranya adalah:
1. Legitimate Power, yaitu kekuasaan yang memiliki legitimasi.
2. Reward Power, yaitu kekuasaan memberi penghargaan.
3. Coercive Power, yaitu kekuasaan memaksa.
4. Referent Power, yaitu kekuasaan berdasarkan referensi.
5. Expert Power, yaitu kekuasaan berdasarkan keahlian.
6. Information Power, yaitu kekuasaan terhadap informasi.
7. Connection Power, yaitu kekuasaan terhadap relasi/hubungan.
Dalam konteks
pendidikan adanya kekuasaan sangat diperlukan sebagai daya yang digunakan oleh seorang
pemimpin pendidikan untuk kelancaran proses pendidikan agar tercapai tujuan dari
pendidikan itu sendiri secara efektif dan efisien.
B.
Hubungan Kekuasaan dan Komunikasi Pendidikan
Komunikasi
menitikberatkan pada gagasan pengiriman, penyebaran, dan pemberian informasi
kepada orang lain untuk tujuan mengendalikan. Ada gagasan lain yang
mengemukakan bahwa komunikasi bukan hanya alat tetapi sebagai sarana pikiran
yaitu komunikasi dipakai untuk maksud tertentu seperti mekanisme kekuasaan (memberi
instruksi, membujuk, atau memperoleh kekuasaan). Kekuasaan
dalam kaitannya dengan komunikasi tercermin pada struktur organisasi. Strukur
organisasi diciptakan, dipelihara, dipertahankan, dan ditransformasikan melalui
proses komunikasi.
C.
Cara Kekuasaan Dapat Diperoleh atau Hilang
Ada dua
teori, yaitu:
1.
Teori
Pertukaran Sosial
Yaitu menjelaskan
cara kekuasaan diperoleh dan hilang saat terjadi proses saling mempengaruhi
seiring waktu antara pemimpin dan bawahan dalam kelompok kecil.
2.
Teori
Kontingensi Strategis
Yaitu menjelaskan
cara diperoleh dan hilangnya kekuasaan berbagai subunit dalam organisasi
(misalnya, departemen fungsional atau divisi produksi) dan implikasi dari
distribusi kekuasaan tersebut untuk efektivitas organisasi dalam lingkungan
yang berubah.
D.
Persoalan Kekuasaan dalam Kepemimpinan Pendidikan
Kekuasaan hanya ada apabila ia bersifat efektif; ia merupakan
kemampuan untuk mempengaruhi kelakuan dengan jalan membatasi alternatif-alternatif
yang tersedia dalam situasi-situasi sosial. Kekuasaan terdapat
pada organisasi-organisasi informal dan kelompok-kelompok informal yang dapat didasarkan
atas posisi, pengetahuan, kemampuan fisisk atau uang.
E.
Kesimpulan
Dalam
konteks pendidikan, kekuasaan sangat penting sebagai potensi yang
digunakan oleh seorang pemimpin pendidikan mempengaruhi anggotanya untuk kelancaran
proses pendidikan agar tujuan pendidikan
tercapai secara
efektif dan efisien.
Langganan:
Postingan (Atom)