Senin, 28 Maret 2016

Pembuatan Keputusan dalam Kepemimpinan Pendidikan - Resume


 A.      Pengertian Pembuatan Keputusan dan Peran Pemimpin
Pembuatan keputusan atau decision making adalah proses memilih alternatif untuk memecahkan suatu masalah melalui beberapa tahapan. Pembuatan keputusan bisa dilakukan sendiri oleh pemimpin atau melibatkan partisipasi seluruh elemen dengan tetap menjaga komunikasi. Membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab terhadap hasil adalah salah satu tugas seorang pemimpin. Dalam pelaksanaannya dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu:
1.   Proses pengambilan keputusan, meliputi identifikasi masalah, mendefinisikan masalah, memformulasikan dan mengembangkan alternatif, implementasi keputusan, dan evaluasi.
2.   Gaya pengambilan keputusan, meliputi gaya direktif (toleransi rendah dan mencari rasionalitas), gaya analitik (toleransi tinggi dan mencari rasionlaitas), gaya konseptual (toleransi tinggi dan intuitif), dan gaya behaviorial (toleransi rendah dan intuitif).

B.      Model Pembuatan Keputusan
Ada beberapa model pembuatan keputusan, yaitu:
1.   Model Klasik: Strategi Optimasi
Dalam pembuatan keputusan adalah berdasarkan rasional dan menerapkan strategi optimasi dengan mengusahakan alternatif terbaik untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan.
2.   Model Administratif: Strategi Pemuasan
Berusaha memberikan deskripsi yang akurat tentang cara yang akan ditempuh pemimpindalam membuat keputusan sehingga model ini terlihat sangat ketat.
3.   Model Inkrimental
Pembuatan keputusan dilakukan tanpa melihat pada tujuan dan yang terpenting adalah dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Selain itu, juga ada model pengambilan keputusan yang lain, yaitu:
1.   Model perilaku, yang berdasarkan pola tingkah laku orang dyang terlibat dalam organisasi.
2.   Model informasi, yang berdasarkan beberapa informasi yang diperoleh.
3.   Model normatif, yang berdasarkan pengidentifikasian apa yang dilakukan pemimpin hingga memberi pedoman tentang bagaimana pemimpin yang baik membuat keputusan.
4.   Model participative, yaitu mengikutsertakan bawahan dalam pembuatan keputusan.

C.      Langkah-langkah Pembuatan Keputusan
Langkah-langkah pembuatan keputusan secara sederhana adalah sebagai berikut:
1.       Spesifikasi masalah
2.       Menganalisis masalah
3.       Mengembangkan alternatif-alternatif pemecahan masalah
4.       Memilih alternatif yang terbaik.
5.       Implementasi alternatif yang dipilih.
6.       Evaluasi terhadap implementasi atau alternatif yang telah dipilih.

D.      Pengambilan Keputusan Kepala Sekolah
Sebelum mengambil keputusan seharusnya kepala sekolah memahami masalah dan mengantisipasi kemungkinan yang terjadi setelah penentapan keputusan. Beberapa tips pengambilan keputusan yang tepat antara lain menggunkan mekanisme musyawarah, meminta masukan, dan menggunkan feeling.

E.      Kesimpulan
Pembuatan keputusan oleh pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap kualitas organisasi di masa depan. Oleh karena itu, membuat keputusan harus hati-hati dan memperhatikan beberapa hal.

Senin, 21 Maret 2016

Stres dalam Kepemimpinan Pendidikan - Resume


A.      Pengertian dan Penyebab Stres
Stres adalah suatu kondisi ketidakseimbangan atau ketidakstabilan mental, pikiran, dan emosional yang dialami seseorang sebagai dampak tekanan internal maupun eksternal. Masalah eksternal yg bisa menimbulkan stres, misalnya kondisi fisik, keluarga, perkawinan, finansial, politis yang menekan, dan perubahan lingkungan. Situasi kerja yang dapat menimbulkan stres, antara lain:
1.       Beban kerja yang terlalu berat atau frustasi dan kecewa berat.
2.       Tekanan atau desakan waktu dan wewenang tidak sesuai tanggung jawab yang diberikan.
3.       Perbedaan nilai atau persepsi anggota dan organisasi, lembaga atau perusahaan.
4.       Supervisi berlebihan atau umpan balik serta reward dan punishment yang tidak memadai.
5.       Konflik antarpribadi anggota dan perbedaan nilai atau persepsi anggota dan organisasi.

B.      Reaksi dan Dampak Stres
Tanggapan manusia terhadap stres terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap kecemasan (muka pucat, jantung berdebar, dan peluh dingin), tahap perlawanan (kecemasan hilang dan tubuh menyesuaikan terhadap kondisi stress), dan tahap keletihan (daya tahan tubuh menurun dan muncul berbagai penyakit). Reaksi terhadap stres dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu:
1.       Kelompok rileks yang tidak suka menghadapi masalah, menerima situasi yang ada dan bekerja di dalamnya, tidak senang bersaing, dan rileks berkaitan dengan tekanan waktu.
2.       Kelompok agresif dan kompetitif yang menetapkan standar-standar tinggi dan meletakkan dirinya di bawah tekanan waktu yang konstan.
Dampak stres bisa fisik, psikis, maupun perilaku. Stres dapat berdampak positif atau membantu, dapat pula merusak prestasi kerja. Sebelum stres terjadi, prestasi kerja pegawai yang bersangkutan biasa-biasa saja tidak nol. Setelah stres mencapai puncaknya mengakibatkan prestasi menjadi nol dan berdampak negatif. Tetapi dengan tingkat stres yang menengah prestasi kerja cenderung naik dan berdampak positif.

C.      Mengendalikan Stres
Untuk mengendalikan stres, yang paling pertama harus dilakukan adalah meningkatkan keimanan pada tuhan sesuai agama masing-masing. Cara mengatasi stress dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu:
1.       Secara individu, misalnya meningkatkan keimanan, olahraga, terapi, meditasi, relaksasi, dukungan keluarga dan teman, dan menghindari rutinitas yang membosankan.
2.       Secara organisasi, misalnya memperbaiki iklim organisasi, lingkungan fisik, meningkatkan partisipasi anggota, dan menetapkan konsep manajemen berdasarkan sasaran.

D.      Tips Kepala Sekolah dalam Manajemen Stres
Kepala sekolah  harus melatih diri dalam tiga hal untuk menghindari masalah stres, yaitu:
1.       Mengelola waktu.
2.       Mengembangkan energi positif untuk menumbuhkan kreativitas diri, stabilitas emosi, dan keajegan spiritual. Kepala sekolah harus tetap menjaga wibawa sesuai hak dan kewajiban.
3.       Memecahkan masalah dengan bersikap empatik dan merasakan masalah yang sedang dihadapi oleh para tenaga kependidikan di sekolah.

E.      Kesimpulan
Stres merupakan ketidakstabilan mental seseorang karena faktor internal atau eksternal yang bisa berdampak positif atau negatif terhadap fisik, psikis, dan perilaku. Stres harus dikendalikan, terutama dengan meningkatkan keimanan kepada tuhan sesuai agama masing-masing serta pendekatan individual dan organisasional.

Senin, 14 Maret 2016

Budaya Dan Iklim Organisasi dalam Kepemimpinan Pendidikan - Resume


A.    Pengertian Budaya Organisasi
Budaya organisasi mengacu pada norma perilaku, nilai, keyakinan, asumsi, dan mitos yang mempengaruhi cara bertindak individu dalam organisasi. Selain itu juga meliputi keteladanan, tanggung jawab, kebersamaan, otonomi individu, dukungan, identitas, hadiah performansi, toleransi konflik, toleransi resiko, dan upacara simbolik. Fungsi budaya organisasi adalah agar organisasi bisa beradaptasi dan tak mudah terpengaruh lingkungan luar, integrasi berbagai sumber daya organisasi, memunculkan komitmen terhadap misi organisasi dan pembentukan komitmen kelompok, membedakan antar organisasi (identitas organisasi), mempertinggi stabilitas organisasi, serta perekat sosial yang menyatukan organisasi.
Karakteristik budaya organisasi di sekolah, yaitu:
1.   Adanya keteraturan cara bertindak dari seluruh anggota sekolah yang dapat diamati.
2.   Adanya norma yang berisi tentang standar perilaku dari anggota sekolah.
3.   Adanya nilai-nilai inti yang dianut bersama.
4.   Adanya kebijakan mengenai keyakinan organisasi dalam memperlakukan anggota sekolah.
5.   Adanya pedoman yang ketat, dikaitkan dengan kemajuan organisasi.
6.   Organization climate yang merupakan perasaan keseluruhan.

B.    Klasifikasi Budaya Organisasi
Budaya dibagi menjadi tiga tingkat, yaitu artifak dan kreasi (pola perilaku yang dapat dilihat atau didengar), nilai yang dapat diuji dalam lingkungan fisik dengan tingkat lebih tinggi mengenai kesadaran, serta asumsi dasar mengenai hubungan manusia dengan lingkungan dan manusia dengan manusia, atau hakekat sifat dasar manusia. Budaya organisasi dapat diklasifikasikan menjadi:
1.   Budaya birokratik (bawahan melakukan segala sesuatu berdasarkan standar/prosedur legal).
2.   Budaya clan (bawahan berperasaan kuat untuk mengidentifikasi diri dan saling tergantung).
3.   Budaya entrepreneurial (tingkat pengambilan resiko tinggi, dinamis, dan kreatif).
4.   Budaya pasar (karyawan mencapai sasaran dan organisasi memberi ganjaran setimpal).

C.    Pengertian Iklim Organisasi
Iklim organisasi mengacu pada persepsi orang-orang dalam organisasi yang merefleksikan norma, asumsi, dan keyakinan. konsep iklim adalah sebagai berikut:
1.   Iklim terbuka, yaitu adanya karakteristik yang efektif.
2.   Iklim sehat, yaitu adanya dinamika kepercayaan dan keterbukaan hubungan antar anggota.
3.   Iklim sosial, rangkaian orientasi pengawasan murid dari penjagaan sampai perikemanusiaan.
Iklim organisasi sekolah adalah suasana lingkungan sekolah (fisik dan sosial pekerjaan) yang dapat dirasakan oleh orang-orang yang terlibat di dalam proses pembelajaran langsung atau tidak langsung yang tercipta akibat kondisi kultural organisasi sekolah tersebut.

D.    Tipe-tipe Iklim Organisasi
1.   Iklim terkendali (usaha tidak efektif pimpinan untuk mengontrol dan ada kinerja profesional dari para guru).
2.   Iklim lepas (adanya perilaku pimpinan besifat terbuka, peduli, dan mendukung).
3.   Iklim tertutup (pimpinan kaku, tidak peduli, tidak simpatik, dan dukungan rendah)
4.   Iklim terbuka (kerjasama dan respect diantara guru dan pimpinan).

E.    Kesimpulan
Perilaku kepemimpinan mempengaruhi budaya organisasi dan budaya iklim mempengaruhi iklim organisasi. Budaya organisasi yang kuat diikuti makin terbukanya iklim organisasi yang terbuka, dan pada saatnya akan meningkatkan keefektifan organisasi.

Senin, 07 Maret 2016

Kepemimpinan Kharismatik dan Visioner - Resume


A.    Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan kharismatik merupakan kepemimpinan yang memiliki daya tarik yang kuat terhadap pengikutnya. Pengikut tersebut mengikuti begitu saja kemauan pemimpin dan menerima pemimpin tanpa bisa menjelaskan alasannya. Kharismatik merupakan karunia kekuatan yang luar biasa yang bisa bersumber dari kepribadian, keahlian, atau kemampuan komunikasi dan akan tetap berlangsung selama kekuatan tersebut masih ada dan diakui oleh pengikutnya. Kepemimpinan ini tidak bisa dilihat hanya karena fisik, usia, maupun harta yang dimiliki. Perilaku kepemimpinan kharismatik adalah:
1.   Menciptakan kesan di antara para pengikut bahwa pemimpin tersebut kompeten.
2.   Menekankan pada tujuan-tujuan ideologis yang menghubungkan misi kelompok kepada nilai-nilai, cita-cita, serta aspirasi-aspirasi.
3.   Menetapkan contoh dalam perilaku mereka sendiri agar diikuti oleh para pengikutnya.
4.   Mengkomunikasikan harapan-harapan yang tinggi tentang kinerja dan mengekspresikan rasa percaya diri kepada para pengikutnya.
5.   Menimbulkan motivasi yang relevan.

B.    Fungsi Pemimpin Kharismatik
Beberapa fungsi dari pemimpin yang karismatik adalah sebagai berikut:
1.   Menginspirasi orang lain dan mendorong mereka untuk menjadi yang terbaik
2.   Anggota kelompok dapat melihat keberhasilan dalam hubungan dengan pimpinan mereka.
3.   Perekat yang memegang kelompok bersama-sama.
                                                          
C.    Kepemimpinan Visioner
Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam menciptakan, merumuskan, mengkomunikasikan,  mensosialisasikan, mentranformasikan dan mengimplementasikan pemikiran-pemikiran ideal sebagai cita-cita organisasi di masa depan yang harus diraih melalui komitmen semua personil. Ciri-ciri ideal pemimpin visioner lebih ditekankan pada adanya kemampuan intelegensi dan emosional yang digabungkan untuk menggerakkan anggota organisasi agar tujuan organisasi tercapai.

D.    Fungsi Pemimpin Visioner
Fungsi pemimpin visioner adalah:
1.   Penentu arah (direction setter) menuju masa depan cita-cita organisasi.
2.   Agen perubahan (agent of change).
3.   Juru bicara (spokesperson).
4.   Pelatih (coach) bagi seluruh anggota untuk mencapai tujuan sesuai visi organisasi.

E.    Kesimpulan
Pemimpin yang karismatik mempunyai daya tarik tersendiri sehingga dapat membuat para bawahan untuk mengikutinya. Sedangkan kepemimpinan yang visioner dapat mengemukakan ide pada masa krisis, ide fleksibel yang dapat mengikuti perkembangan jaman, dan merealisasikannya. Sehingga dengan perpaduan sifat ini organisasi dapat berjalan dengan grafik yang menanjak.