Sabtu, 11 April 2009

Akhirnya Mengakui

Winda, Reni dan Lita adalah sahabat yang akrab dalam satu kelasku. Winda adalah anak yang paling pandai tapi agak sedikit sombong dan ingin menang sendiri. Dia tidak begitu kaya dan tidak juga miskin, dia pas-pasan. Kebetulan saat itu ada anak baru, namanya Ratih. Dia pindahan dari Surabaya. Dia sangat kaya, cantik, tidak sombong dan pandai sekali. Semenjak dia mengikuti pelajaran di kelasku dia selalu mendapat nilai yang yang baik dan selalu melebihi nilai Winda. Hal inilah yang membuat Winda dan teman-temannya jengkel kepada Ratih apalagi banyak teman-teman yang menyukainya, termasuk aku juga. Mulai saat itu Winda dan teman-temannya sering ngerjain Ratih. Diantaranya mereka pernah menyembunyikan kotak pensil Ratih ketika ada ulangan, yang menyebabkan Ratih dimarahi oleh gurunya.
Pada suatu hari ada pengumuman bahwa akan diadakan perkemahan. Saat itu juga Winda dan teman-temanya berkumpul di perpustakaan untuk ngerjain Ratih saat berkemah nanti.

Sabtu, 04 April 2009

Malu Dua kali Lipat

Sepulang sekolah aku langsung pergi ke bank untuk menabung. Sesampainya di bank aku kecewa karena gerbang sudah ditutup dan aku semakin terkejut karena ada petugas di bank itu yang tampaknya baru pulang menegurku.

“Dik, banknya sudah tutup karena sudah sore, kalau adik mau nabung besok saja, ya ?” Tanya petugas bank itu.
“I..Iya Pak.” Jawabku.

Huh…uh betapa malunya diriku dilihat banyak orang, masih pakai seragam lagi. Ketika aku melihat jam tanganku ternyata sudah pukul 15.30 WIB. Aku pun nyengir karena merasa sangat malu sekali.
“Huh… anak tolol lain kali kalau ke bank lihat jam dulu ya?” Gerutuku pada diriku sendiri karena sangat benci.