Sabtu, 11 April 2009

Akhirnya Mengakui

Winda, Reni dan Lita adalah sahabat yang akrab dalam satu kelasku. Winda adalah anak yang paling pandai tapi agak sedikit sombong dan ingin menang sendiri. Dia tidak begitu kaya dan tidak juga miskin, dia pas-pasan. Kebetulan saat itu ada anak baru, namanya Ratih. Dia pindahan dari Surabaya. Dia sangat kaya, cantik, tidak sombong dan pandai sekali. Semenjak dia mengikuti pelajaran di kelasku dia selalu mendapat nilai yang yang baik dan selalu melebihi nilai Winda. Hal inilah yang membuat Winda dan teman-temannya jengkel kepada Ratih apalagi banyak teman-teman yang menyukainya, termasuk aku juga. Mulai saat itu Winda dan teman-temannya sering ngerjain Ratih. Diantaranya mereka pernah menyembunyikan kotak pensil Ratih ketika ada ulangan, yang menyebabkan Ratih dimarahi oleh gurunya.
Pada suatu hari ada pengumuman bahwa akan diadakan perkemahan. Saat itu juga Winda dan teman-temanya berkumpul di perpustakaan untuk ngerjain Ratih saat berkemah nanti.


“Eh, teman-teman kita punya kesempatan lagi nich untuk ngerjain si Ratih.” Kata Winda seraya berbisik kepada kedua temannya.
“Iya tapi bagaimana caranya?” Tanya Lita.
Semuanya diam tak ada yang berbicara tampaknya mereka sedang berpikir untuk ngerjain si Ratih.
“Oh ya.. aku punya ide nich mau nggak ndengerin?”Teriak Reni tiba-tiba yang membuat Winda dan lita kaget.
“Emangnya apa idemu ayo katakan.” Seru Winda.
“Gimana kalau saat kemah nanti kita sembunyikan topi si Ratih, lagian kalau tak pakai topi dihukum kan?” Ungkap Reni.
“Wah bener banget tuh… pasti nanti si Ratih nangis dan merengek-rengek.” Kata Winda.
Saat itu aku dan Ratih masuk ke perpustakaan.
“Lagi ngomongin Ratih ya?” Tanyaku dengan nada mengejek karena mereka ngomong Ratih saat aku dan Ratih masuk.
Kemudian tanpa sepatah kata Winda dan teman-temanya langsung pergi meninggalkan Aku dan Ratih.

Tak terasa waktu terus berputar kegiatan PERSAMI sudah dekat. Hari ini hari Jumat, sekolah libur karena besok akan PERSAMI supaya anak-anak mempersiapkan peralatanya. Ketika masih pagi Ratih pergi ke rumahku naik sepeda dan memakai baju yang kelihatannya masih baru menghampiriku yang kebetulan sedang duduk di teras rumah.
"Nit, kamu mau nggak kuajak beli jajan untuk PERSAMI besok?" Tanya Ratih padaku.
"Aku mau sich, tapi aku nggak punya sepeda gimana donk Rat?" Tanyaku sedih.
"Tenang deh, nanti kubelikan." Jawab Ratih tenang.
"Ya terima kasih Aku ganti baju dulu ya? Sekalian pamit sama ibuku." Sahutku dengan senang.
"Alah... Nita.. Nita nggak usah ganti baju, kamu pakai baju itu aja emang kenapa?" Kata Ratih.
"Aduh Ratih kamu itu kan anak orang kaya, bajunya bagus-bagus jadi kalau Aku pakai baju jelek kamu malu donk nanti?" Sahutku.
"Eh..Nit Aku tuh nggak pernah membedakan mana yang kaya mana yang miskin untuk jadi teman aku, ayo cepat izin sama ibumu dan kembali kesini, ndak usah ganti baju. " Jawab Ratih yang memang anak yang tidak sombong meski ia kaya.
Aku pun sangat senang dan langsung izin kepada ibu.
"Rat kita beli snacknya dimana?" Tanyaku
"Kita beli snacknya dipasar sekalian jalan-jalan.
"Wah... jalan rayakan sangat ramai aku takut." Kataku cemas.
Di tengah perjalanan kamipun bercakap-cakap.
"Kalau kamu takut pegang aja aku."Jawab Ratih tenang.
Ketika lewat jalan raya kami pun terkejut karena ada kecelakaan saat itu dan kami segera melihat kecelakaan itu, begitu melihat anak yang kecelakaan dan pingsan itu Winda wajahku langsungpucat entah kenapa.
"Pak-Pak dibawa ke rumah sakit aja Pak ?"Kata Ratih kepada seorang bapak sambil menunjuk rumah sakit terdekat.
"Tapi nak, orang tua anak itupasti tidak punya uang untuk membayar." Kta sang bapak.
"Tidak apa-apa Pak, yang bayar nanti orang tuaku."Jawab Ratih.
"Iya, iya nak, kalau begitu kita antar ke rumah sakit secepatnya." Jawab sang bapak.
Winda pun dibawa ke rumah sakit. Sekian lama Aku, Ratih, Reni dan Wita menunggu sambil bertanya asal mula Winda sampai kecelakaan dia belum sadar juga. Namun takberapa lama Winda bangun, kami pun sangat senang karena dia hanya terluka sedikit dan pingsan karena kaget. Reni segera memberi tahu kalau yang menolong dirinya adalah Ratih. Bahkan dia juga membelikan snack untuk PERSAMI besok.

Esok harinya PERSAMI dimulai Winda pun juga ikut karena dia telah sembuh. Pada malam hari ada kegiatan api unggun serta pentas seni sebagai tanda malam itu malam pertama dan malam terakhir dalam PERSAMI. Winda dan Ratih menampilkan sebuah puisi yang berjudul "Arti Sahabat". Setelah membacakan puisi semua penonton bertepuk tangan dan Aku menjadi terharu dengan kejadian itu. Setelah kegiatan selesai Aku, Ratih,Winda, Reni dan Wita duduk-duduk santai di dekat api unggun sambil bersalam-salaman saling memeaafkan. Ketika Ratih dan Winda bersalaman mereka langsung berpelukan dan menangis tersedu-sedu.
"Rat, maafkan aku ya, Aku selalu memusuhimu, maafkan Aku yang tak pernah menganggapmu sebagai sahabatku, kini aku ingin bersahabat denganmu dan Aku mengakui bahwa kamu memang lebih pandai daripada Aku."Kata Winda penuh sesal.
"Ya, Win sama-sama."Jawab Ratih memaafkan.
Mereka pun memanfaatkan waktu istirahat untuk bercanda tawa sambil makan snack yang dibeli Ratih kemarin dan menghalangi angin yang akan menghancurkan persahabatan mereka serta mereka akan tetap bersatu selama-lamanya.
Karya : Wahyunita R
SMP 1 Tkeran
TAMAT

Tidak ada komentar: