Senin, 15 Februari 2016

Pandangan Teori Situasional dalam Kepemimpinan Pendidikan - Resume

Teori situasional adalah penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan teori sebelumnya. Empat dimensi situasi yang secara dinamis akan memberikan pengaruh terhadap kepemimpinan seseorang, yaitu kemampuan manajerial, karakteristik pekerjaan, karakteristik organisasi, dan karakteristik pekerja. Pemimpin harus melakukan diagnosa situasi, memilih gaya kepemimpinan, dan menerapkan secara tepat. Hipotesis yang dikembangkan, yaitu:
1.   Kualitas pemimpin dan kepemimpinan yang tergantung kepada situasi kelompok.
2.   Kualitas individu dalam mengatasi situasi sesaat.

A.    Pandangan Teori Situasional
1.     Model Likert
Ada empat sistem kepemimpinan yang dikembangkan yaitu sistem otoritatif dan eksploitif, sistem otoritatif dan benevolent, sistem konsultatif, serta sistem partisipatif.
2.     Model Reddin
Tiga dimensi untuk menetapkan pola perilaku kepemimpinan, yaitu berorientasi pada tugas, berorientasi pada hubungan, dan berorientasi pada efektivitas. Tolok ukurnya adalah kepemimpinan tidak efektif (deserter/pembelot, autocrat/otokrasi, misionary/pelindung, dan compromiser/kompromis) dan kepemimpinan efektif (bureaucrat/birokrat, developer/ pembangun, benevolent autocrat/otokrasi yang lunak, dan axecitutive/eksekutif).
3.     Model Vroom Yetton
Normative Theory dari Vroom dan Yetton, membagi menjadi 5, yaitu AI/autocratic (membuat keputusan sesuai informasi yang ada pada pemimpin), AII/autocratic (membuat keputusan sesuai informasi dari individu lalu membuat keputusan), CII/consultative (menyampaikan masalah kepada kelompok lalu membuat keputusan),  GII/group decision (menyampaikan masalah kepada kelompok lalu membuat keputusan dengan kelompok).
4.     Model Path-Goal (House)
Ada empat gaya kepemimpinan, yaitu kepemimpinan memberi petunjuk atau arahan, mendukung, berorientasi prestasi, dan partisipatif. Dua faktor situasional yang diidentifikasikan, yaitu karakteristik bawahan (letak kendali, kesediaan menerima pengaruh, dan kemampuan) serta karakteristik lingkungan (struktur tugas, wewenang formal, dan kelompok kerja).
5.     Model Kontingensi oleh Fiedler
Pemimpin dipandang akan efektif bila menggunakan gaya kepemimpinan yang tepat untuk situasi yang ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu hubungan pemimpin-anggota, struktur tugas, dan posisi kekuasaan.
6.     Model Hersey dan Blanchard
Kondisi anggota organisasi dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu rendah motivasi dan kemampuan, tinggi motivasi dan rendah kemampuan, tinggi kemampuan dan rendah motivasi, serta tinggi kemampuan dan tinggi motivasi. Untuk itu, ada empat gaya yang dapat diterapkan, yaitu gaya kepemimpinan direktif, gaya kepemimpinan konsultasi, gaya kepemimpinan partisipasi, dan gaya kepemimpinan delegatif. Kepemimpinan yang efektif adalah perilaku kepemimpinan yang sesuai dengan karakteristik organisasi, terutama kematangan bawahan (job maturity dan psychological maturity).

B.    Kesimpulan
Tidak ada satupun gaya kepemimpinan yang efektif untuk semua situasi. Tiap organisasi memiliki ciri-ciri tersendiri, sehingga dalam situasi yang berbeda harus dihadapi dengan perilaku kepemimpinan yang berbeda pula.

Tidak ada komentar: