Sabtu, 01 November 2014

Hariku Bersamanya

(Kusuma, Hyan, Ahmad, Rosi, Viana, Eka, Aini, Putra, Arda, Novia, Rita, Fiya, Dina, Syari, Fitri, April, Febdri, Mustofa, Vita, Shabri, Izza, Pras, Putri, Rasyid, Sisca, Septi, Ria, Aries, Angeli, dan Aning)





Part 1
    Hari Kamis. Iya, sepertinya akan menjadi hari yang membuat tubuh ini lelah dibanding hari-hari yang lain. Mulai dari pagi, sudah kuawali dengan washing (biasa anak kos :D). Ya, awal pagi yang lumayan sudah menguras tenaga yang tidak sedikit. Jadwal kuliah hari ini adalah Pendidikan Pancasila, BIK, dan Psikologi Pendidikan dari pagi hingga menjelang sore (meskipun ada jeda istirahat). Mata kuliah pertama adalah Pendidikan Pancasila dengan agenda melanjutkan presentasi kelompok. Kelompokku (Putra, Arda, Mustofa, Dina, Ria,dan saya) sudah presentasi minggu lalu dan sekarang giliran kelompok berikut (Hyan, Rosi, Aini, Syari, dan April). Materi presentasi adalah Pancasila dalam konteks pemberantasan KKN.


Ya, masalah yang sering kita dengar sekarang ini. Kelompok membagikan foto copy makalah tetapi tidak setiap anak mendapat makalah. Aku pindah duduk di deret dekat jendela karena aku mendapat satu makalah, sementara di deret itu hanya mendapat  satu makalah. Di deretan itu ada (dari ujung) Vita, Eka, Putri, dan Ahmad sang Ketua. Aku mengambil tempat duduk di antara Eka dan Putri karena disitu masih ada kursi kosong. Vita bergabung dengan Eka mendapat satu makalah, sementara Ahmad, Putri, dan Aku juga mendapat satu makalah. Kami bertiga ribut sendiri membongkar dan membagi makalah menjadi tiga bagian.
Moderator presentasi adalah Izza dari kelompok berikutnya. Setelah presentasi, moderator membuka sesi tanya jawab. Di sela-sela kelompok berdiskusi, kami bertiga (Ahmad, Putri, dan aku) juga ribut sendiri membahas banyak hal. Mulai dari membahas materi yang baru saja dipresentasikan, menyusun pertanyaan, membahas malam inagurasi, hingga masa-masa SMA kami :D. Sesi pertama yang mendapat kesempatan bertanya adalah Kusuma, Febdri, dan Putri. Putri menanyakan bagaimana cara membangun secara kuat kejujuran dalam lembaga penegak hukum. Okay, kelompok sedang berdiskusi. Kami bertiga melanjutkan. Putri menceritakan mengenai tampilan jurusan di malam inagurasi. Setelah pertanyaan sesi pertama dijawab dan ditanggapi pula oleh dosen, moderator membuka sesi kedua dengan dua orang penanya saja. Dan yang mendapat kesempatan bertanya pada sesi ini adalah (Ahmad dan Eka). Ahmad menanyakan apa upaya yang paling efektif untuk memberantas KKN. Ketika kelompok berdiskusi, topik bahasan kami sudah berganti, yaitu tentang masa-masa SMA kami. Do you know what we are talking about? Em... kalian tidak perlu tahu karena nggak penting. Intinya ternyata kami bertiga adalah sama... :D :)
Presentasi berakhir cukup sukses sepertinya. Karena kelompok berhasil menjawab pertanyaan dari audience yang mendapat kesempatan bertanya. Yang bertanya sebenarnya banyak, tetapi yang mendapat kesempatan hanya beberapa saja. Presentasi ditutup dan mata kuliah Pendidikan Pancasila pun diakhiri dan selesai.
What do you think?
Give applause for this group and good job! And for you: (Putri und Ahmad) Danke. . .:)
Is-ti-mewa. . . :)

Part 2
Usai mata kuliah Pendidikan Pancasila, ada jeda waktu untuk rehat sejenak sekitar satu jam lebih sebelum mata kuliah BIK. Ada yang keluar kelas dan ada juga yang masih di dalam kelas. Yang keluar mungkin sedang mencari sarapan, kembali ke kos, nongkrong di gazebo, maupun ada kepentingan yang lain. Aku masih di dalam kelas dengan teman-teman yang lain (Pras, Putra, Mustofa, Arda, Rasyid, Rosi, Fiya, Aning, Izza, Novia, April, Angeli, Fitri, dan siapa lagi ya... :D lupa). Ada yang merevisi makalah, menyalin catatan, dengerin musik, dan ada pula yang ngobrol-ngobrol sambil bercanda. Sementara, aku nonton film bersama Putra, Arda, Mustofa, April, dan Angeli. Kami nonton bareng (cieleh. . . nonton bareng :D) di deretan bangku belakang. Film yang kami tonton adalah Crows Zero, masih sama dengan yang kami tonton kemarin, tetapi beda episodenya. Yang dapat aku ambil hikmah dari film tersebut adalah Don’t arrogant, Friends were anything, and Don’t give up! :) What do you think about that? Great. . . :)
                Di sela-sela heboh dengan aktivitas masing-masing, Hyan datang entah dari mana menitipkan tas terus pergi lagi entah kemana :D. Setelah kembali entah dari mana, seperti biasa dia memasang headset dan dengerin musik sampai-sampai nggak denger ketika dipanggil sama si Hilda :D. Asyik-asyik nonton film, si Rosi membuat candaan yang nggak lucu bagiku. Apaan? Dia membuat candaan tentang diriku dan dirinya dengan adanya sebuah gambar dan menyangkut pautkan dengan diriku. -_- ngeselin! Kalian tidak harus tahu tentang hal itu. So, what do you feel? I don’t know what I feel. I don’t feel. . . -_-
                Lanjutkan nonton film. Aries datang bergabung dengan kami dan si Hyan pun juga ikut-ikutan nimbrung. Teman-teman yang tadi keluar sudah mulai berdatangan pertanda bahwa jam mata kuliah BIK sudah dekat. Ketika jam mata kuliah BIK kurang 10 menit lebih, teman-teman sudah berkumpul di depan ruang yang masih dipakai oleh kelas lain. Kelas Pendidikan Pancasila dan BIK memang sama-sama di lantai 3, tetapi beda ruang kelasnya. Setelah teman-teman kelas lain keluar, teman-teman sekelasku segera masuk ke ruang kelas. Masing-masing mencari tempat duduk yang nyaman untuk mengikuti mata kuliah BIK. Kali ini, dosen memberikan materi tentang Argumentasi. Sebelum masuk ke materi, dosen menayangkan sebuah video tentang kesalahan tata bahasa (bahasa Indonesia) yang terdapat di lingkungan kita. Kesalahan yang aku ingat antara lain, apotik, DR, dilarang berenang di kolam renang, helm jangan dibawa masuk, selamat datang makanan, matikan kran sebelum Anda meninggal kamar mandi, jual el.fi.ji, lesehan di atas, juice alpucet, tumat, mesjid, dan apalagi ya. . . Coba perhatikan dan pikirkan baik-baik! Pokoknya lucu deh videonya. . . :D. Hm itulah, kemudian kami mendapat tugas untuk mencari dan membenarkan tentang kesalahan tata bahasa yang terjadi di lingkungan sekitar.
   Setelah memberikan tugas untuk minggu depan, dosen menjelaskan materi tentang Argumentasi. Materi yang disampaikan mencakup definisi, proporsi, dan komponen argumentasi. Dosen menyampaikan dengan tenang dan kami juga memerhatikan dengan antusias. Presentasi materi sudah selesai, kemudian dosen meminta kami untuk menuliskan argumentasi tentang perlu atau tidak perlunya sebuah pendidikan. Dosen memberikan gambaran tentang sesuatu yang aktual yang terjadi di lingkungan kita agar kami bisa menuliskan argumentasi tentang perlu atau tidaknya sebuah pendidikan. Dosen juga memberikan kesempatan kepada kami untuk berdiskusi dengan teman-teman terlebih dahulu sebelum menuliskan argumentasi masing-masing secara individu. Argumentasi diawali dengan sebuah introduction (pendahuluan untuk menarik minat pembaca dan memperkenalkan subjek), thesis (pernyataan posisi penulis untuk menggiring pembaca setuju dengan apa yang disampaikan penulis), evidence (bukti untuk mendukung thesis), opposing arguments (argumen tandingan sebelum argumen penulis), dan conclusion (kesimpulan untuk mengukuhkan thesis). Aku bingung harus memulai intriduction dari mana, aku berpikir sejenak sebelum menuliskan argumen. Setelah menemukan kata-kata yang cocok aku mulai menulis dan segera menyelesaikan karena dosen meminta untuk segera mengumpulkan. Teman-teman yang sudah selesai segera mengumpulkan dan yang belum selesai tetap melanjutka meskipun dosen sudah berkemas-kemas dan berjalan meninggalkan ruang kelas. Akhirnya teman-teman yang baru selesai segera mengumpulkan ke dosen yang sudah keluar dari ruang kelas. . .
What do you think?
Wonderful and amazing. . . :D :)

Part 3
                Mata kuliah BIK sudah usai dan sekarang waktunya istirahat untuk sholat dhuhur dan makan siang. Aku masih di kelas sebentar untuk mengcopykan film kepada Viana karena kemarin sudah sms aku akan meminta film yang kemarin aku tonton. Setelah selesai, kami berdua keluar dari ruang kelas BIK dan berniat untuk membeli makanan di gang dekat kampus. Kebetulan kami berdua sedang tidak sholat, makanya kami langsung mencari makan untuk mengisi perut sebelum mengikuti mata kuliah Psikologi Pendidikan. Ketika keluar dari gedung kuliah kami melihat dari kejauhan ada teman-teman kami yang ada di gazebo dekat asrama. Sepertinya ada Putri, Kusuma, Ahmad, Hyan, Arda, Putra, Fitri, Angeli, Rasyid, dan Pras. Ketika sampai di gang kami berdua melihat ada beberapa penjual makanan. Ada cilok bakar, bakso, dan ada juga bubur. Aku dan  Viana memutuskan untuk membeli bakso saja dan dimakan di depan kos orang. Sedang asyik-asyik makan, kami melihat teman kami (Aning, Izza, dan Novia) muncul dari gang. Kami ajak mereka bergabung dan menyarankan untuk membeli bakso juga. Tetapi, mereka  akhirnya memutuskan untuk membeli cilok bakar. Hm. . . nggak apalah, terserah kalian mau makan apa. . . :D :)
                Kami segera berjalan kembali ke kampus untuk mengkuti mata kuliah Psikologi Pendidikan. Ketika sampai di depan ruang kelas, ternyata teman-teman sudah banyak yang duduk di sana karena kelas masih di pakai oleh kelas lain. Waktu senggang, aku dan kelompokku TPKI (Aning, Angeli, dan Aries) sempatkan untuk membahas tentang PKM-GT yang akan kami buat.  Ya, walaupun akhirnya pembahasan kami beralih ke topik yang lain karena kedatangan si Rosi. Pertama dia hanya bercerita tentang dirinya, tapi kini lagi-lagi dia membahas masalah di kelas Pendidikan Pancasila tadi pagi. Lagi-lagi di menghubungkan diriku dengan dirinya -_- Aries senyum-senyum aja ni anak. Udah lupa dengan apa yang harus dia lakukan dengan tugas TPKI malah senyum-senyum. Okay-okay, setidaknya Aries masih mau untuk diajak berunding membahas PKM-GT. . . :D Kupukul saja kakinya, tepatnya di bagian lutut karena dia ngeselin. Aries sedikit merasa sakit dan ternyata lututnya sedang terluka. Dia tunjukkan kalau lututnya benar-benar terluka agar kami percaya. Ya ya ya aku percaya dan I’m so sorry, I don’t know, Peace. . . :D
                Kami segera masuk ke dalam kelas setelah teman-teman dari kelas lain meninggalkan kelas. Aku memilih tempat duduk di depan dekat Sisca. Dosen meminta kita untuk langsung presentasi tentang hasil observasi yang telah kita laksanakan sementara dosen izin untuk sholat dhuhur. Hari ini jadwal presentasi kelompok 3 (Rasyid, Dina, dan Rita) dan Aning dari kelompok lain sebagai moderator. Sebelum presentasi aku pindah tempat duduk, yaitu di tempatnya Aning karena pengaruh dari omongan si Viana yang membuatku nggak nyaman duduk teapt di depan presentator ini. Lagian Aning sedang jadi moderator, jadi kutempati saja kursinya. Baru nanti setelah Aning selesai, aku akan kembali ke tempat dudukku semula. Presentasi cukup lama karena kata kelompok 3 ada sekitar 50 lebih slide.  Oh my God. . . Ya, terserah mereka. Teman-taman yang lain memperhatikan presentasi dan menyiapkan sebuah pertanyaan untuk sesi tanya jawab nantinya. Tepat setelah kelompok mempresentasikan hasil observasi, dosen sudah kembali lagi. Moderator membuka sesi tanya jawab. Sebenarnya sesi pertama saya sudah menyiapkan sebuah pertanyaan, tetapi aku belum berniat bertanya. Akhirnya aku bertanya kalau nggak salah pada sesi ketiga atas dukungan dari Izza dan Novia yang duduk di dekatku. Yang bertanya di sesi ini hanya Aku dan Syari. Pertanyaan dari Syari dijawab oleh Rita dan Dina terlebih dahulu. Sebelumnya kelompok diberi kesempatan berdiskusi hanya sebentar untuk menjawab. Tapi, tunggu sebentar ada apa dengan Dina? Mengapa dia senyum-senyum ketika berdiskusi tentang pertanyaan dariku. Sepertinya dia merencanakan sesuatu. Oh my God. . . Dan ternyata benar, ngeselin banget sih si Dina. Ketika moderator meminta perhatian karena kelompok akan menjawab pertanyaan dariku, si Dina meminta temannya di sebelah Rita untuk menjawab pertanyaan dariku didukung oleh teman-teman yang lain apalagi si Rosi. Yang benar saja, Dina!!! What have you do to me? -_-“ I think enough, don’t talk again. . . (I feel, why this happened again? It’s reminding me at past in Senior High School).
Yang jelas dan aku tangkap dari jawaban adalah “pesan kaleng”. Well, setelah presentasi selesai kelompok duduk kembali. Aku juga harus kembali ke tempat dudukku semula, karena Aning juga sudah kembali.
                Seperti biasa, setelah presentasi dosen selalu memberi tambahan dan komentar untuk memperjelas materi yang telah dipresentasikan. Ketika masih ada waktu, dosen menyuruh kami untuk mengambil selembar kertas dan menuliskan satu keinginan kami terhadap dosen. Iya, satu keinginan saja, ditulis dengan huruf kapital semua dan ukuran yang besar. Setelah selesai menulis, kami harus membacakan keinginan tersebut dengan keras. Setiap anak memiliki keinginan masing-masing sehingga ada bermacam-macam keinginan.
Tulis satu keinginan Anda terhadap dosen!

Ketika Anda jadi dosen, jadilah seperti apa yang kamu tuliskan tersebut.
Kami pun juga meminta dosen tersebut untuk menyebutkan keinginan dosen terhadap mahasiswa. Dosen tersebut menyampaikan satu keinginannya terhadap mahasiswa, yaitu “Ilmu kalian (mahasiswa) bisa mengungguli saya”. Amazing. . .! :)  Terakhir, dosen memutarkan sebuah video tentang gambar-gambar lucu yang hanya ada di Indonesia. What do you think? Good enough. . . :D
Dosen memang tahu kalau kami sudah capek, lapar, dan ngantuk, sehingga mata kuliah Psikologi Pendidikan bisa diakhiri. Hm. . . emang waktunya juga sudah habis sih. . . :D Teman-teman segera pulang karena memang sudah sore, em. . . sekitar pukul tiga lebih sih. Namun masih ada beberapa anak yang masih ngobrol sebentar untuk membahas tugas kelompok. Aku pulang bersama Viana, Izza, dan Kusuma karena kos kami satu arah dan kami berpisah di depan gang. Aku dan Izza masuk gang sementara Viana dan Kusuma masih lurus. . . Hm. . . I’m so tired.

Part 4
                Tiba di kos, aku segera cuci tangan dan makan siang. Bukan makan siang sh, kan sudah jam 3 lebih. Berarti bukan makan siang. Tapi, aku kan belum makan siang jadi namanya tetep saja kuanggap makan siang. Bukannya tadi makan bakso ya? Berarti  kan sudah makan siang. Hm. . . nggak apalah, kan sudah lapar.
                Selesai makan, aku segera mandi untuk menghilangkan kuman dan penat selama seharian ini. Oiya, nanti aku mau keluar sama teman. Aku sudah berniat ikut makan di luar sama teman-teman karena Novia dan Putra sudah ngajak. Kami akan makan di Mie Setan malam itu. Aku nggak tahu siapa saja yang ikut. Yang aku tahu pasti hanya Putra dan Angeli yang ikut. Kira-kira habis Maghrib, Novia menjemput aku di kos. Kami duduk sebentar di teras kos sambil menunggu teman-teman ngumpul di kampus. Eh, ternyata apa? Kami sudah ditinggal sama mereka. Ya, akhirnya kami berangkat sendiri padahal kami belum tahu persis letak tempat makan itu.
Di jalan kami juga ngobrol-ngobrol sambil melihat-lihat jalanan yang cukup ramai. Kami berhenti di dekat sebuah Bank yang tidak jauh dari Giant. Kami tanya ke Putra lewat telepon karena tidak tahu arahnya kemana lagi. Setelah tahu, kami melanjutkan perjalanan dengan pelan-pelan. Kami mengikuti jalan lurus agar menemukan apotek kimia farma. Kami tidak menemukan apotek itu, dan malah belok ke kiri ketika sudah sampai di pertigaan dan tidak menemukan apotek kimia farma. Kami masuk ke area parkir di depan toko dan bertanya kepada orang-orang di situ. Usut punya usut kami salah paham. Seharusnya tempat yang kita tuju itu di sebelah utara kami berdua malah jalan lurus ke selatan. Jadi, ya salah banget. . . Orang yang kami tanyai pun akhirnya menunujukkan jalan pintas untuk kembali ke jalan yang benar. . . :D (maksudnya jalan menuju tempat tujuan kami. . . :D).
Kami sampai di depan tempat makan tujuan dengan ada sedikit rasa kesal pada si Putra karena meninggalkan kami. Sebenarnya bukan salah Putra juga sih, ini hanya miscom. . . :D. Teman-teman masih berkumpul di depan pintu masuk karena menunggu kita. Di sana sudah ada Putra, Angeli, Hyan, Pras, Arda, Fitri, Ahmad, Rasyid, dan Sisca. Kami semua segera masuk karena yang ikut hanya itu saja. Sebelum duduk kami memesan makanan terlebih dahulu. Menu makanan dan minuman yang horor. . . Karena menu makanan dan minumannya nama-nama hantu (nama-nama hantu atau jenis-jenis hantu aku juga nggak tahu. . . :D). Ada memesan Mie Setan yang berlevel, Mie Angle, dan minumannya ada yang memesan es tuyul, genderuwo, pocong, dan sundel bolong -_-. ANEH. . .
Kami mencari tempat duduk yang nyaman dan agak terang. Setelah menemukan tempat duduk yang nyaman kami segera duduk sambil menunggu pesanan yang atas namanya Sisca. Meja kami berbeda tetapi masih bersebelahan. Angeli, Pras, Arda, Fitri, dan Sisca satu meja, sedangkan di meja satunya lagi ada Putra, Hyan, Rasyid, Ahmad, Novia, dan Aku. Kami tak perlu menunggu terlalu lama, pesanan sudah datang. Sebelum makan, kami mengambil foto dari menu makanan yang akan kami makan. Aku dan Novia memesan Mie Setan level satu dan Es Tuyul, Putra memesan Mie Setan yang level empat sama dengan Hyan sepertinya. Minuman Ahmad terlihat aneh sendiri, ternyata namanya es sundel bolong. Setelah difoto, kami segera makan dan saling mencicipi makanan maupun minuman satu sama lain. . . :D
Satu suapan masuk ke dalam mulut, tapi belum ada yang kelihatan terbakar.  Aku dan Novia baru mendapat satu atau dua suapan saja, tetapi telinga ini sudah berdengung lalu lidah dan mulut terasa terbakar. Eh eh tunggu dulu, lihat si Ahmad dan Rasyid diem-diem makanan mereka sudah tinggal separoh. Wah, hebat. . . apa nggak merasa kepedesan ya? Atau mungkin mereka sudah kelaparan. . . :D Eits. . . lihat mereka mulai tidak tahan, mereka mulai terbakar dan (terkiwir-kiwir). . . :D ha ha ha akhirnya mereka menghentikan makan terlebih dahulu dan memadamkan lidah dan bibir mereka dengan es horor yang mereka pesan. Tapi, mereka tetap melanjutkan makan kok. . . Good... Sementara itu, si Putra terlihat tenang-tenang saja. Akan tetapi, lama-lama keringatnya mulai bercucuran juga seiring suapan demi suapan yang masuk ke dalam mulutnya. Putra nggak begitu kelihatan terbakar meskipun dia memesan dengan level empat. . . Amazing. . . :D. Dan mari kita lihat si Hyan. Awalnya dia nggak merasa kepedesan sih. Dia diem dan tenang menikmati mie pesanannya. Sekarang dia menghentikan suapannya dan diam sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. Dan lihatlah sekarang teman, Hyan melepas kacamatanya dan air mata Hyan mulai mengalir hingga ke pipi. :D super sekali teman kami ini, bisa menahan pedas tapi lama kelamaan dia menangis juga karena kepedasan. . . peace. . . :)
Si Novia sudah menyerah dan tidak melanjutkan makan. Dia sekarang lebih senang untuk menikmati es tuyul yang berisi bermaca-macam buah. Dia juga mulai rusuh mencicipi minuman teman-teman yang lain. Sementara itu, aku masih asyik menikmati mie setan ini walaupun sudah merasa terbakar. Mie belum baru aku makan seperempat lebih tetapi minumanku sudah hampir habis. . . :D Dan akhirnya aku menyerah dan tidak melanjutkannya. Putra masih kuat dan dia juga menghabiskan mie milik si Novia. Sementara itu, mie milikku dihabiskan oleh Hyan. . .
Oiya, bagaimana dengan kabar teman-teman kami yang di meja satunya lagi. Mereka diam dan tenang-tenang saja tetapi terlihat keringat mereka yang menandakan mereka juga seperti kami yang di meja ini. Aku tidak bisa melihat ekspresi mereka karena tempat dudukku membelakangi mereka. Tetapi sesekali ku tengok, mereka sama-sama terbakar juga. . . :D Setelah makanan habis, kini kami mulai menikmati minuman horor itu sambil selfie berkali-kali. Cukup lama kami berfoto-fot di sana dan lama kelamaan merasa tidak enak juga dengan pelayan (ini anak-anak udah dari tadi nggak pegi-pergi malah asyik berfoto-foto). Teman-teman yang lain sudah keluar, sementara Putra, Ahmad, Rasyid, Angeli, Novia, dan Aku masih di dalam. Kami menemani Putra yang menunggu pesanan untk dibawa pulang. Sambil menunggu, kami pun juga masih berfoto-foto. Setelah pesanan jadi, kami segera keluar menuju ke teman-teman yang tadi sudah di luar. Sebenarnya kami masih ingin bermain, tetapi ini sudah hampir pukul setengah sembilan. Yah, lumayan sudah cukup malam untuk ukuran anak cewek seperti aku. Putra menyarankan kami (yang cewek) untuk segera pulang, kan sudah malem juga. . . nggak apa pulang saja. Ya akhirnya kami pulang saja. Aku dan Novia pamit pulang. Seperti tadi, di jalan kami juga ngobrol-ngobrol. Udara malam dan lampu-lampu di jalan raya yang menyala dengan warna kuning dan berjajar di sepanjang jalan mengingatkan Aku pada masa-masa SMA. Masa-masa SMA dengan teman-teman Pramuka. . . :) Novia mengantarkan Aku pulang ke kos dan langsung pamit pulang karena sudah malam waktunya bobok. . . :D
What do you think?
Amazing, Please, and Unforgettable
Thank’s a lot for you. Yes, you. . . All of you. . . :)
Arigatou. . . :)
Und Danke. . . :)

2 komentar:

Unknown mengatakan...

bakaaaarrrr....

WR mengatakan...

Apanya yang dibakar?
Siraaaaammmm. . .